15/02/2014
JAYAPURA
[DwiNews] -Menghindari agar perempuan Papua tidak kehilangan suara
seperti pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun–tahun sebelumnya, Kelompok Kerja (Pokja) Perempuan yang ada di Majelis Rakyat Papua dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua, gelar Rapat Konsultasi di Hotel Sahid Papua, Selasa (11/2) siang.
“Dari
pengalaman ke pengalaman momen Pemilukada, perempuan agak susah
mengambil bagian dalam Pemilu Legislatif,” kata Ketua Pokja Perempuan
MRP, Rode Muyasin.
Rode mengemukakan alasan mendasar mengapa kaum
Perempuan kurang tertarik ikut mencoblos pada Pesta Demokrasi itu?,
karena terkait kondisi dan aturan Undang-Undang, Undang-Undang Otsus dan
aturan Pemilu, soal keterwakilan Perempuan di Legislatif yang hanya 30 persen.
Didasari pengalaman itu, maka Pokja Perempuan MRP mendorong, agar kuota perempuan Papua di kancah dunia politik
praktis ditambah. “Jangan lagi mereka mengalami persoalan seperti masa
lalu, tetapi kami memberi informasi kepada publik bahwa, perempuan
penting bagi sebagai pelaku pembangunan,”jelasnya.
Rode
juga menilai, kemampuan perempuan di lembaga perwakilan rakyat ini
setara dengan laki-laki, sehingga keterlibatannya dalam mengambil
keputusaan politik sangat diharapkan.
Sebagai
apresiasinya Rode menunjuk bukti, dengan keterlibatan perempuan
memasuki pesta demokrasi iven lima tahunan itu sebagai Caleg (Calon
Legislatif), semakin memanaskan bursa Pemilu 2014.
“Sebagai bidang yang membela hak kaum perempuan, Pokja Perempuan MRP mendukung dan mendorong kaum wanita yang sudah mendaftar menjadi Caleg karena pembangunan bukan saja milik laki- laki melainkan juga dukungan dari pemrempuan,”cetusnya.
Ketika
ditanya kriteria seperti apa yang harus dimiliki seorang perempuan yang
akan mencalonkan diri untuk menyuarakan suara rakayat Papua?
Menurutnya, kebanyakan ketika sudah terpilih menjadi anggota dewan tidak
berbuat banyak bagi masyarakat.
Kata dia,
kriteria Caleg merupakan tanggungjawab Partai Politik (Parpol). “Ini
yang saya mau kasi tau kepada semua bahwa itu menjadi kelemahaan Partai
Politik. Partai Politik ini sudah ada dan bekerja selama 5 tahun untuk
mempersiapkan Pemilu, bukan ketika Pemilu baru partai ini muncul, tetapi
harus jauh-jauh sebelumnya partai menyiapkan kadernya, ini kelemahan
partai politik itu,”ujarnya.
Diharapkan, agar mereka yang nantinya bertarung dalam Pemilu Legislatif baik pusat, provinsi maupun kabupaten/kota harus benar–benar berkualitas dalam segala hal.
“Jangan yang bersangkutan diajukan oleh partai, karena ada kedekatan antara
anggota partai atau pengurus partai. Jika perlu dilakukan debat
kandidat agar public bisa mengetahui apa visi dan misi dari Caleg bersangkutan,”imbuh Rode.
Bahkan
Pokja Perempuan MRP memasang target 3 sampai 5 perempuan nantinya duduk
di Legislatif baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota, namun
namun semuanya perlu kerja keras dari setiap Caleg tersebut menarik simpati pemilih.
“Kami
bukan eksekutor, kami hanya memberikan dukungan karena amanat
undang-undang dan menjadi tugas kami, kalau harus menjadi eksekutor
nanti para caleg pangku tangan, duduk diam,”jelasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Devisi Sosialisasi dan Hubungan Partisipasi Masyarakat KPU Provinbsi Papua, Musa Sombuk mengakui, bahwa dalam Pemilu tahun – tahun sebelumnya, suara perempuan hilang.
“Jelas-jelas dia punya suara, tetapi bisa diatur-atur sampai suaranya lari ke orang lain,”tuturnya.
Menurutnya,
perempuan juga bisa memenangkan Pemilu, karena jenis kelamin tidak
membedakan perpolitikan. Hanya saja, agar yang bersangkutan bisa
terpilih maka, sudah pasti harus memiliki visi dan misi yang jelas
kepada masyarakat.
Dikatakan lagi
bahwa idologi partai kurang begitu mewarnai dalam Pemilu legislatif
yang terjadi di Indonesia.”Masyarakat lebih condong melihat orang, si A
atau si B orangnya baik namun partainya orang beranggapan tidak penting,
itu untuk yang pragmatis,” ujarnya.
Pria ini juga menampik bahwa
jika di Papua lebih banyak masyarakat yang pragmatis. ”Contohnya ada
tokoh kristen yang ikut Partai Islam. Pertanyaannya apa yang dicari?.
Secara ideologi ada perbedaan, kenapa tidak bergabung saja dengan Partai
Kristen,”tutur Musa.[PapuaPost.com]
0 komentar:
Posting Komentar